Business New City – Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi petani kopi dan menyaksikan panen raya di Desa Kembahang, Kabupaten Lampung Barat, pada 12 Juli 2024, seraya menekankan pentingnya meningkatkan produksi kopi Indonesia.
Indonesia memiliki 1,2 juta hektar perkebunan kopi, baik robusta maupun arabika, dengan Lampung Barat menyumbang porsi terbesar, yakni 60.000 hektar. Setidaknya 90 persen dari perkebunan kopi di wilayah tersebut adalah varietas robusta.
Meski tidak menyebutkan secara rinci kuantitas panen dari Desa Kembahang, Presiden menegaskan perlunya peningkatan produktivitas nasional per hektare yang saat ini berkisar 1-2 ton, masih jauh di bawah beberapa kompetitor internasional yang mencapai 8-9 ton.
Jokowi mendesak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk memprioritaskan sektor kopi. Ia juga menyarankan perbaikan praktik pertanian, termasuk perawatan yang tepat, pemupukan, dan penanaman yang lebih rapat, sebagai faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas.
Mantan Gubernur Jakarta itu mengaitkan antara hasil panen yang lebih tinggi dengan peningkatan kesejahteraan petani kopi. Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan industri hilir seperti pengolahan, pengemasan, dan kesiapan ekspor produk kopi.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, Indonesia memproduksi kopi sebanyak 794,8 ribu ton pada tahun 2022. Belum ada data terkini mengenai produksi kopi nasional.
Sumatera Selatan muncul sebagai penghasil kopi teratas pada tahun 2022, dengan kontribusi sebesar 26,72% dari total kopi nasional. Belum ada data terkini mengenai harga kopi rata-rata nasional.